Batuk efektif Adalah mengeluarkan sekresi dan melatih otot-otot pernafasan agar dapat melakukan fungsi dengan baik, mengeluarkan sputum dan melatih klien agar terbiasa melakukan cara pernafasan dengan baik.
Penelitian bertujuan untuk diketahuinya pengaruh batuk efektif terhadap bersihan jalan napas pada gangguan sistem oksigenasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M. Yunus Kota Bengkulu.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni (pure experiment) yang menggunakan metode pre dan post test control group design. Populasi berjumlah 207 orang, sampel diambil dengan purposive sampling 41 orang. Penelitian dilakukan tanggal 17 Juli-17 Agustus 2017. Data dikumpulkan menggunakan lembar observasi kemudian dianalisis dengan uji T.
Pre tindakan didapat sebagian besar 63,4% dengan frekuensi napas > 10-12 kali/menit, sebagian besar 65,9% dengan suara napas rongki, sebagian besar 68,3% sputum yang susah dikeluarkan, keseluruhan 100% pasien dengan bersihan jalan napas tidak efektif. Post tindakan didapat sebagian kecil 14,6% dengan frekuensi napas > 10-12 kali/menit, sebagian kecil 26,8% dengan suara napas rongki, hampir sebagian 34,1% dengan penggunaan otot tambahan, sebagian besar 82,9% sputum yang susah dikeluarkan, sebagian besar 82,9% dengan bersihan jalan napas efektif.
Ada pengaruh batuk efektif terhadap frekuensi napas ρ value = 0,007, suara napas ρ value = 0,014, penggunaan otot tambahan ρ value = 0,007, sputum ρ value = 0,005, karakteristik usia ρ value = 0,003 dan karakteristik jenis kelamin ρ value = 0,004).
Hendaknya instansi meningkatkan keterampilan mengatasi pasien dengan gangguan oksigenasi yang mengalami sumbatan jalan napas dengan cara mengadakan seminar, pelatihan, pendidikan kesehatan dan lainnya terkait teknik relaksasi